(Review) The Possession of Hannah Grace - DOWNLOAD GAME APLIKASI

DOWNLOAD GAME APLIKASI

Kumpulan informasi terbaru, foto terbaru, download gratis game, internet gratis, film terbaru, tutorial trik gratis, nonton movie streaming.

Breaking

Home Top Ad

Responsive Ads Here

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Minggu, 02 Desember 2018

(Review) The Possession of Hannah Grace

Hannah Grace berdurasi sekitar 85 menit, dengan ending yang begitu mendadak sehingga Anda mungkin bertanya-tanya apakah Anda melewatkan sesuatu. Dia kesurupan, meskipun tubuhnya tidak bernyawa. Film ini kurang imajinatif ataupun cerdas untuk lebih menonjol dari film horor lain, tetapi menyajikan petualangan yang intens, terkadang sangat menyeramkan dengan desain produksi yang stylish dan efek visual yang luar biasa. 



PLOT: Sebuah proses pengusiran setan berjalan diluar kendali, merenggut nyawa seorang wanita muda. Beberapa bulan kemudian, seorang pekerja rumah mayat, Megan Reed, menerima kiriman mayat yang bentuknya sudah rusak. Terkunci di dalam koridor bawah tanah, visi menyeramkan Megan membuat dirinya yakin bahwa tubuh itu dirasuki oleh kekuatan iblis.

REVIEW: Mari kita mulai dengan hal positifnya. Performa para pemeran di film ini cukup meyakinkan, dimana Shay Mitchell (PRETTY LITTLE LIARS) mengisi pemeran utama sebagai mantan polisi yang menderita PTSD yang memilih untuk bekerja di rumah mayat setempat dalam upaya untuk menghindari obat-obatan dan minuman keras menyusul kematian rekannya, yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya. Mitchell membuat mata kita tidak menoleh dari layar dan memiliki pesona yang mudah diterima dalam koridor gelap film ini.



Sementara untuk sebagian pemeran lainnya, film ini memiliki terlalu banyak karakter, meskipun kebanyakan dari mereka cukup asik untuk diikuti, khususnya Louis Herthum (WESTWORLD) sebagai ayah Hannah Grace yang sedang berduka dan sedikit psycho, Stana Katic sebagai rekan kerja Megan sekaligus sponsor AA-nya (yang kadang terlihat sangat menyeramkan ketika saatnya tiba), dan Maximillian McNamara sebagai satpam yang sangat naksir dengan Mitchell.

Dan tentu saja Kirby Johnson sebagai Hannah Grace itu sendiri. Jika membahas terlalu banyak tentang apa yang terjadi dengan perannya akan membocorkan salah satu aspek paling gila dalam film ini, tetapi intinya, gadis itu melakukan lebih daripada sekedar berbaring sepanjang malam. Gadis bertubuh mungil ini memiliki lebih banyak rencana daripada yang Anda pikir, dan untungnya Johnson memiliki keuletan tubuh yang dibutuhkan untuk melakukan tugasnya dengan baik. Pujian juga layak dilayangkan untuk Nick Thune yang berperan sebagai supir EMT berjanggut yang pemalas, Randy, yang beberapa kali menolong sang pemeran utama. Pria itu terlihat seperti gabungan antara Adam Scott dan A.J. Bowen, dan kehadirannya selalu memberi udara segar. Secara pribadi, saya berharap dia mendapat lebih banyak screentime. Satu-satunya pemain yang performanya sangat datar adalah Grey Damon sebagai polisi mantan pacar Megan.



Satu hal yang benar-benar menonjol sejak awal adalah film ini benar-benar seperti versi cerdas dan jauh lebih menyeramkan dari THE AUTOPSY OF JANE DOE. Namun film itu menampilkan beberapa aktor papan atas seperti Brian Cox dan Emile Hirsch, jadi tidak layak untuk dibandingkan. Yang pasti, film ini tampaknya mendapat interfensi dari pihak studio, bukan dalam hal konten film, tetapi lebih dalam hal pemasarannya. Film ini awalnya berjudul CADAVER (judul yang jauh lebih baik dan lebih cocok) tapi kemudian diubah menjadi yang lebih umum dan membosankan THE POSSESSION OF HANNAH GRACE. Mengingat bahwa film ini adalah twist yang cerdas dari film eksorsisme, dan dengan menggunakan moniker umum "Possesion", orang akan datang menonton film ini dengan ekspektasi tertentu.

Berbicara tentang apa sebenarnya film ini, sutradara Van Rooijen dan penulis naskah Brian Sieve seakan memberi petunjuk bahwa film ini adalah gothic horror yang penuh kekonyolan. Tetapi sebaliknya, Van Rooijen dan Sieve memutuskan untuk memainkannya secara langsung - ironisnya mengundang tawa dari penonton. Seseorang seperti Sam Raimi tentu akan menggunakan kekonyolan dari film mayat yang dirasuki ini dengan darah, kekerasan, dan tingkat humor yang wajar. Sungguh disayangkan. Dan dalam hal peluang yang terlewatkan, masalah lain dalam film ini adalah dua bagian pertama mencoba untuk mengatur bahwa Hannah Grace dapat mengubah orang menjadi zombie, tetapi bagian terakhir film ini justru tidak mengembangkan plot ini ketika seharusnya mengangkatnya dan memberi penonton finale yang menegangkan. Sehingga, bagian ending nya terasa diburu-buru dan menjadi sia-sia.



Kebanyakan masalah yang saya miliki dengan film ini muncul dari skenario yang ditulis Sieve. Naskahnya membuka plot penting dan dapat berfungsi sebagai twist menarik dari film kerasukan yang sudah sering kita lihat, membuat kita bertanya: " Apa yang terjadi SETELAH pengusiran setan itu?" Tetapi dari adegan ke adegan, eksekusi momen-ke-momen dari plot penting itu terlalu dibuat-buat, turunan, dan diremehkan. Film ini terlalu mencoba untuk seperti THE AUTOPSY OF JANE DOE padahal seharusnya beralih sepenuhnya seperti DRAG ME TO HELL.

Secara keseluruhan, THE POSSESSION OF HANNAH GRACE adalah sebuah sentuhan cerdas pada sesuatu yang disebut "Kerasukan" namun kemudian berubah menjadi film Zombie di akhir babak. ini bisa menjadi film tengah malam yang sangat menegangkan. sementara dengan konsep jenazah yang dirasuki iblis berkeliaran di ruang bawah tanah rumah sakit yang gelap cukup menarik, film ini tidak melakukan sesuatu yang tidak pernah anda lihat sebelumnya.. atau ini merupakan sesuatu yang ingin anda lihat kembali dalam beberapa minggu, Namun ini tetap berakhir dengan baik-baik saja (Just OK).  






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages